Kapanlagi.com - COSPLAY: The Series (CTS) ini rencananya akan tayang di YouTube pada tanggal 20 April 2011 dan dapat diakses secara gratis dari seluruh dunia di website mereka. Sebagai sebuah komedi, serial ini menceritakan sebuah klub ekskul cosplay SMA yang ujung-ujungnya terlibat dalam konflik global antara cosplayer super dari pihak baik dan jahat. Plot yang sengaja dibuat berlebihan dan tidak masuk akal ini didukung dengan segenap karakter yang tidak kalah gilanya, yang seluruhnya dibangun dengan menggambarkan stereotipe otaku secara ekstrim dan memanfaatkan beragam klise anime. Memang, para pembuat serial ini sengaja mengemas komedi ini sebagai karya yang lebay, untuk menambah nilai jual kelucuannya.
Serial yang terdiri dari 9 episode berdurasi 3-7 menit ini telah mendapat perhatian dari The Japan Foundation Indonesia, serta berbagai organisasi seni / budaya lainnya. Selagi serial berlangsung di YouTube dari bulan April hingga Juni mendatang, para kru dan pemain akan berkeliling ke beberapa kota untuk screening serta diskusi film dan budaya, terkadang dilengkapi dengan live cosplay performance dan pembagian hadiah bonus lainnya. Untuk lebih jelasnya, para pemirsa dapat masuk ke halaman Facebook mereka (www.facebook.com/cosplaytheseries) untuk memeriksa jadwal tampil di berbagai event yang akan selalu di-update.
Dari segi gambar, serial karya sinematografer Fadli Rozi ini cukup unik dalam memanfaatkan frame diam dan besar. Memang, Fadli banyak terpengaruh latar belakangnya sebagai fotografer landscape, namun Bonni Rambatan sengaja mempertahankan ciri khas tersebut. “Frame diam membuat film ini lebih mirip anime dari segi pencitraan, dan hal tersebut sangat membantu branding kami,” ujar penulis dan sutradara CTS yang juga merupakan pengamat budaya dan media itu. “Selain itu, bahasa gambar dalam web berbeda dengan layar lebar atau televisi, kita harus memikirkan gambar yang berada di antara sekian banyak informasi lain dalam sebuah halaman web, bukan sekedar satu layar penuh saja. Gaya ini merupakan eksperimen, dan sejauh ini hasilnya cocok.”
Walaupun komedi, serial ini juga agaknya merupakan komentar mengenai pengaruh budaya pop Jepang di Indonesia. Walau ringan, berbagai isu penting dalam budaya pop disentuh dan disindir di dalamnya, mulai nasionalisme dan pengaruh Jepang, Hak Kekayaan Intelektual, konflik dengan keluarga, dan isu-isu lainnya.
“Film ini saya buat untuk memamerkan talenta muda Indonesia pada dunia, namun sekaligus juga mengangkat isu-isu penting dalam budaya kontemporer Indonesia dengan cara yang ringan dan menyegarkan. Saya cukup yakin bahwa sebuah serial cosplay akan dapat melakukan hal itu dan membawa nama Indonesia pada dunia,” kata Bonni. “Karya anak bangsa harus terus diperjuangkan, namun dengan mengakrabi budaya asing dan bukan memusuhinya.” (kpl/nat)